Batam – Metio Sandi (MS) warga Kavling Sei Lekop, Kel. Sungai Lekop, Kec. Sagulung telah melaporkan seseorang yang diduga preman dari Mafia Tanah ke Polsek Sagulung dengan nomor STPL/51/II/2025/SPKT/POLSEKSA GULUNG/RESTA BRLG/POLDA KEPRI. Senin (3/02/2025).
Berdasarkan Laporan tersebut terkait adanya dugaan tindak pidana “Pemaksaan dan Kekerasan” yang diketahui terjadi pada hari Minggu tanggal 02 Februari 2025 sekira pukul 19.00 WIB di Jalan Letjen Suprapto di Pertokoan Aji Business Center Kecamatan Sagulung Kota Batam. Akibat kejadian tersebut korban mengalami kerugian sebesar 7 juta serta korban yang merasakan trauma.
MS yang berprofesi sebagai Jurnalis menuntut keadilan agar para pelaku segera ditangkap.
Perlu diketahui bahwa MS menjalankan UU Keterbukaan Informasi Publik no. 14 tahun 2008 dan UU pers no. 40 tahun 1999. Oleh karena itu diminta kepada Aparat Penegak hukum (APH) untuk segera menangkap pelaku.
KRONOLOGIS KEJADIAN
Bahwa Pada tanggal 1 terjadi kerusuhan antara masyarakat yang bercocok tanam dengan pihak yang menjaga lahan. Atas Nama Markus dan rombongannya mereka mencabut taman masyarakat dan melakukan kekerasan di Siang hari-nya.
Pada Malam hari kebetulan saya (Korban) main ke lokasi Seroja dan salah seorang orang yang ada saat kejadian melaporkan kejadian ke saya dia minta bantuan karena yang jadi korban adek nya. Malamnya Korban tulis rilis dan naikkan berita.
Pada tanggal 2 dari siang dia (Markus) melakukan pengancam dan sy (korban) tak gubris. Markus dan korban jumpa janji jumpa di ABC pada pukul 15.00 akan tetapi Markus alias Riko mengundur waktu sampai jam 19.00 wib.
Pada pukul 19.00 saya datang di daerah samping Hotel ABC in tempat warung sate Padang dengan Mart .
Korban duduk ada 4 orang yang duduk 3 laki-laki, 1 perempuan. Tak lama duduk datang lagi kawan mereka 3 orang di situ kirban di cecar pertanyaan yang menyudutkan korban dan korban tawarkan untuk melakukan hak jawab. Tapi mereka tak terima malah korban (MS) di di pukul sesuai vidio yang ada .
Dan MS disuruh Telepon Narasumber namun tak di angkat nara sumber tersebut.
Setelah itu MS di bawa ke ruko dekat jembatan nato persisnya ruko baru bangun di samping MUSHOLA, di situ ada penambahan 2 orang lagi tak disitulah saya terus di cecar pertanyaan. Akhir kami pergi ke lokasi tempat kejadian di Seroja untuk menemui narasumber tapi bukan mereka minta klarifikasi dari narasumber malah mereka bikin kerusuhan yang mereka menarik narasumber.
Disana mereka malah melakukan pemukulan terhadap narasumber dan salah satu warga di kavling Seroja walaupun masyarakat datang mereka tak perduli mereka melakukan pengeroyokan terhadap masyarakat disana.
Dan setelah itu salah seorang dari mereka memukul bibir MS dan tak melawan karena terus terjadi keributan Pak RT Setempat datang dan membubarkan mereka.
Setelah itu MS kembali di bawah ke ruko dekat nato sebelah mushola MS ditemani kawan saya 2 orang kami minum bandrek saat itu datang satu orang lagi namanya purba dia interogasi korban MS dan dia suruh buat laporan ke polisi kalau saya naikan berita di ancam oleh sapar dan Golak sebagai narasumber.
Pas udah jam 12 malam lewat MS mau pulang, mereka menahan korban, korban tak mau lalu mereka suruh korban tinggalkan motor dan korban menolaknya . Dan korban dikejar oleh Markus kunci motor korban di ambil setelah itu saya dipaksa untuk buat surat pernyataan bahwa motor korban dititip disana untuk jaminan. Setelah korban dipaksa untuk buat pernyataan dalam keadaan tertekan si Markus buat video suruh saya buat pernyataan tidak dalam paksaan.
Hingga berita ini diterbitkan, tim media masih melakukan konfirmasi kepada pihak terkait dan APH.
Tim
Post A Comment:
0 comments: